Beranda | Artikel
Jadilah Kamu Seorang Keluarga Al-Quran - Syaikh Abdussalam asy-Syuwaiir #NasehatUlama
Rabu, 6 Juli 2022

Dan tidak diragukan lagi bahwa perkataan ini menjadi mulia karena kadar kemuliaan apa yang dibicarakan, yaitu perkataan Allah ‘azza wa jalla, dan terdapat riwayat dalam beberapa tambahan redaksi hadis yang tidak sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda;

Dan sesungguhnya keutamaan perkataan Allah ‘azza wa jalla atas semua perkataan adalah seperti keutamaan Allah ‘azza wa jalla atas seluruh makhluknya.” (HR. Ad-Darimi)

Dan oleh sebab itu imam at-Tirmizi meriwayatkan sebuah hadis dari al-Haris al-A’war dari Ali -semoga Allah meridainya- bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Kitab Allah di dalamnya terdapat kabar orang-orang sebelum kalian, berita orang-orang setelah kalian, dan penetapan hukum untuk kalian, dan al-Qur’an itu serius dan bukan senda gurau, barang siapa meninggalkannya karena kesombongan niscaya Allah akan membinasakannya, tidak akan pernah habis keajaibannya dan tidak akan usang karena seringnya diulang-ulang.”

Al-Qur’an yang agung ini sungguh mengagumkan perkaranya dan mulia kedudukannya, oleh sebab itu sungguh barang siapa yang menghafalkannya dan mendapatkan bagian darinya niscaya Allah ‘azza wa jalla akan memberikan dia ganjaran yang besar dan dan menempatkan dia pada kedudukan yang tinggi.

Dan di antara hadis dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hal ini, dan ada banyak hadis, adalah hadis sahih dalam Sahih Muslim dari Usman bin Affan -semoga Allah meridai beliau-bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.”

Ini adalah kabar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjadi bukti yang nyata, jelas dan pasti bahwa manusia yang paling baik secara mutlak dan yang paling mulia tanpa ada seorangpun yang bisa mendekati ketinggian derajatnya adalah orang yang mengemban al-Qur’an yang agung ini, mengetahui hak-haknya, menjalankan kewajiban-kewajiban yang telah Allah ‘azza wa jalla perintahkan dan menjauhi larangan-larangan-Nya yang ada di dalamnya.

Dan sungguh orang yang mengemban al-Qur’an disifati dengan status yang lebih agung dari itu, dan status yang lebih agung daripada status sebagai manusia yang paling baik adalah disematkannya status yang lebih agung bahwa seorang yang telah menghafal al-Qur’an dan mengembannya adalah “keluarga Allah” dan orang khusus di sisi-Nya. Dan oleh sebab itu, telah sahih hadis dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Anas yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan sanadnya tidak bermasalah, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keluarga (ahli) al-Qur’an itu adalah keluarga Allah dan orang khusus di sisi-Nya.”

Dan penyandaran ini adalah bentuk pemuliaan yang dengannya dia mendapatkan apa yang pantas dia dapatkan berupa pahala yang besar di sisi-Nya ‘azza wa ‘ala dan juga kedudukan yang tinggi lagi mulia di sisi-Nya subhanahu wa ta’ala, oleh sebab itu, telah sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada para pembaca al-Qur’an; ‘Bacalah dengan tartil!’…”

Dan dalam riwayat yang tidak sahih, “Bacalah dan naikilah tangga tersebut!” (HR. Ibnu Abi Syaibah)

“(Bacalah dan naiklah! Bacalah dengan tartil) sebagaimana dahulu kau membacanya dengan tartil di dunia, karena kedudukanmu di surga adalah pada akhir ayat yang kau baca.” (HR. Abu Dawud dan selain beliau)

Maka, semakin banyak seseorang menghafal al-Qur’an, hal itu semakin menunjukkan bahwa di semakin dekat dengan Allah jalla wa ‘ala, semakin tinggi derajatnya di surga dan semakin mulia kedudukannya.

Keluarga (ahli) al-Qur’an telah membawa kemuliaan yang agung dan mendapat keutamaan yang banyak dan oleh sebab itu telah sahih hadis dari Abdullah bin Amru bin al-Ash -semoga Allah meridai mereka berdua- bahwa beliau berkata:

Barang siapa yang telah menghafal keseluruhan al-Qur’an, sungguh dia telah mengemban perkara yang agung karena telah diletakkan di antara kedua bahunya risalah kenabian, meskipun dia tidak pernah menerima wahyu.” (HR. Al-Hakim)

Wahai saudaraku, ini hanya sedikit dan setetes saja dari melimpah ruahnya kebaikan yang telah Allah berikan kepada para keluarga (ahli) al-Qur’an. Akan tetapi, perlu kita ketahui, sebelum kita membahas bagaimana sifat-sifat seorang keluarga (ahli) al-Qur’an, bahwa tidak setiap orang yang menghafal al-Qur’an, tidak semua orang yang membaca ayat-ayatnya dan mempelajari surat-surat di dalamnya pasti mendapatkan keutamaan yang agung ini, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan kepada kita bahwa sikap manusia terhadap al-Qur’an terbagi menjadi tiga kelompok:

Dua kelompok berlebihan dan satu kelompok pertengahan; (1) Kelompok yang berlebihan, (2) Kelompok yang menyepelekan, dan (3) Kelompok pengemban al-Quran yang tidak berlebihan dan tidak menyepelekan.

Telah sahih dalam Sunan Abi Daud sebuah hadis dari Abu Musa al-Asy’ari -semoga Allah meridai beliau- bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Sesungguhnya diantara bentuk pemuliaan dari Allah jalla wa ‘ala adalah Dia memuliakan orang yang beruban, memuliakan keluarga (ahli) al-Qur’an yang tidak berlebihan terhadapnya dan tidak menyepelekannya dan memuliakan seorang pemimpin yang adil.” (HR. Abu Daud)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa orang yang berhak mendapatkan kemuliaan di dunia dari kalangan orang-orang yang beriman dan yang akan Allah ‘azza wa jalla muliakan di dunia dan di akhirat hanyalah pengemban al-Qur’an yang bersikap tidak berlebihan terhadapnya dan tidak menyepelekannya.

Dan ini juga menunjukkan kepada kita bahwa ada banyak manusia yang mengemban ayat-ayat dalam kitab Allah ‘azza wa jalla dan menghafalkannya memiliki sifat berlebihan terhadap al-Qur’an atau bersifat menyepelekannya.

Dan tidak bisa diketahui yang mana kelompok yang pertengahan dan yang benar yang merupakan keluarga Allah, orang-orang khusus di sisi-Nya dan manusia terbaik kecuali dengan mengenali sifat-sifat keluarga (ahli) al-Qur’an tersebut, yang apabila mereka memiliki sifat-sifat ini dalam amalan dan perbuatan hati, anggota badan dan lisan mereka, maka mereka ketika itu menjadi keluarga (ahli) al-Qur’an.

Sehingga baru saja kita memahami masalah pertama, bahwa tidak setiap orang yang mempelajari huruf demi huruf dari kitab ini ataupun yang mengemban ayat-ayatnya dalam diri mereka dengan hafalan dan ketepatan serta merta menjadi keluarga (ahli) al-Qur’an yang sebenarnya. Masalah lainnya, yang harus kita perhatikan, yaitu sebagaimana telah kita ketahui bahwa surga dan neraka itu bertingkat-tingkat, demikian pula status-status lain seperti iman, takwa, kebaikan dan lain sebagainya, dan termasuk status seseorang yang merupakan keluarga (ahli) al-Qur’an juga bertingkat-tingkat.

Maka derajat sebagai keluarga (ahli) al-Qur’an tidak hanya dua derajat saja, ahli al-Qur’an dan bukan ahli al-Qur’an, namun derajatnya banyak dan bertingkat-tingkat dimana masing-masing orang berbeda derajatnya sesuai dengan kadar bertambahnya, keistiqamahannya dan pengamalannya terhadap sifat-sifat keluarga (ahli) al-Qur’an yang apabila seseorang bersifat dan beramal dengannya maka mereka menjadi keluarga Allah dan orang-orang khusus di sisi-Nya yang juga merupakan sebaik-baik manusia.

Saudara-saudaraku, sifat-sifat ini telah dijelaskan kepada kita oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa sifat-sifat ini bisa ada pada sebagian manusia secara keseluruhan dan bisa juga ada pada sebagian mereka sebagiannya saja karena adanya kekurangan dalam diri mereka.

Dan telah sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kitab Sahih sebuah hadis dari Abu Musa al-Asy’ari -semoga Allah meridai beliau-bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Sesungguhnya seorang muslim yang membaca al-Qur’an seperti buah utrujjah, aromanya sedap dan rasanya enak, sedangkan orang munafik yang membaca al-Qur’an permisalannya seperti buah raihanah, aromanya sedap namun rasanya pahit, dan seorang mukmin yang tidak membaca al-Qur’an permisalannya seperti buah kurma, tidak ada aromanya namun rasanya enak. (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan kepada kita bahwa al-Qur’an yang agung ini manfaatnya bisa diambil bahkan oleh orang munafik, namun manfaat untuknya hanya sebatas zahir saja dan tidak bermanfaat untuk batinnya sebagaimana telah dijelaskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

======================================================================================================

 

وَلَا شَكَّ أَنَّ الْحَدِيثَ يَعْظُمُ بِعِظَمِ الْمُتَحَدَّثِ عَنْهُ وَهُوَ كَلَامُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

وَقَدْ جَاءَ فِي بَعْضِ زِيَادَاتِ الْحَدِيثِ أَنْ لَا ثَابِتٌ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ

وَإِنَّ فَضْلَ كَلَامِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى سَائِرِ الْكَلَامِ كَفَضْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى خَلْقِهِ
رَوَاهُ الدَّارِمِيُّ

وَلِذَلِكَ قَدْ رَوَى التِّرْمِذِيُّ مِنْ حَدِيثِ الْحَارِثِ الْأَعْوَر عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

كِتَابُ اللَّهِ فِيهِ خَبَرُ مَنْ قَبْلَكُمْ وَنَبَأُ مَنْ بَعْدَكُمْ وَحُكْمُ مَا بَيْنَكُمْ وَهُوَ الْجِدُّ لَيْسَ بِالْهَزْلِ مَنْ تَرَكَهُ مِنْ جَبَّارٍإلَّا قَصَمَهُ اللَّهُ

لَا تَنْقَضِي عَجَائِبُهُ وَلَا يَخْلَقُ عَلَى كَثْرَةِ الرَّدِّ

هَذَا الْقُرْآنُ الْعَظِيمُ أَمْرُهُ عَجِيبٌ وَشَأْنُهُ جَلِيلٌ وَلِذَلِكَ فَإِنَّ مَنْ حَمَلَهُ وَنَالَ قِسْطًا مِنْهُ

فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنِيلُهُ أَجْرًا عَظِيمًا وَيُنْزِلُهُ مَنْزِلَةً رَفِيعَةً

فَمِمَّا جَاءَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ فِي ذَلِكَ وَقَدْ جَاءَ عَنْهُ كَثِيرٌ مَا ثَبَتَ فِي صَحِيحِ مُسْلِمٍ مِنْ حَدِيثِ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

وَهَذَا مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَليلٌ قَاطِعٌ وَجَزْمٌ تَامٌّ لَازِمٌ بِأَنَّ خَيْرَ النَّاسِ عَلَى الْإِطْلَاقِ وَأَفْضَلَهُمْ بِلَا اِقْتِرَابٍ مِنْ أَحَدٍ إِلَيْهِ فِي الدَّرَجَةِ

هُوَ مَنْ كَانَ حَامِلًا لِهَذَا الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَكَانَ عَارِفًا بِحُقُوقِهِ وَكَانَ قَدْ أَدَّى الْوَاجِبَاتِ الَّتِي أَمَرَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ فِيهِ وَانْكَفَّ عَنِ الْمَنْهِيَّاتِ فِيهِ

إِنَّ مَنْ يَحْمِلُ الْقُرْآنَ يُوْصَفُ بِنَعْتٍ أَعْظَمَ مِنْ ذَلِكَ فَمِنْ أَعْظَمِ فَأَعْظَمُ مِنْ كَوْنِهِ مِنْ خَيْرِ النَّاسِ

يُوْصَفُ نَعْتًا أَعْظَمَ وَهُوَ أَنَّ صَاحِبَ الْقُرْآنِ وَحَامِلَهُ هُوَ مِنْ أَهْلِ اللهِ وَخَاصَّتِهِ

وَلِذَلِكَ ثَبَتَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ حَدِيثِ أَنَسٍ عِنْدَ ابْنِ مَاجَه وَإِسْنَادُهُ لَا بَأْسَ بِهِ

أَنَّهُ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ قَالَ أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ أَهْلُ اللهِ وَخَاصَّتُهُ

وَهَذِهِ الْإِضَافَةُ إِضَافَةُ التَّشْرِيفِ يَتْبَعُهَا مَا يَتْبَعُهَا مِنَ الْأَجْرِ الْعَظِيمِ عِنْدَهُ جَلَّ وَعَلَا وَالْمَنْزِلَةِ الرَّفِيعَةِ السَّامِيَةِ عِنْدَهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

وَلِذَلِكَ ثَبَتَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يُقَالُ لِقَارِئِ الْقُرْآنِ اِقْرَأْ وَرَتِّلْ

وَفِي رِوَايَةٍ فِي خَارِجِ الصَّحِيحِ اِقْرَأْ وَارْتَقِ فِي الدَّرَجَاتِ
أَخْرَجَهُ ابْنُ أَبِي شَيْبَةَ

(اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ)
كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ فِي الْجَنَّةِ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَغَيْرُهُ

فَكُلَّمَا كَانَ الْمَرْءُ مِنْ أَهْلِ الْقُرْآنِ أَكْثَرَ كُلَّمَا كَانَ ذَلِكَ دَلِيلًا عَلَى قُرْبِهِ مِنَ اللهِ جَلَّ وَعَلَا

وَعُلُوِّ دَرَجَتِهِ فِي الْجَنَّةِ وَرِفْعَةِ مَنْزِلَتِهِ فِيهَا

أَهْلُ الْقُرْآنِ قَدْ حُمِّلُوا حَمْلًا عَظِيمًا وَأُوْتُوْا فَضْلًا عَمِيمًا وَ لِذَلِكَ ثَبَتَ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْروِ بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّهُ قَالَ

مَنْ جَمَعَ الْقُرْآنَ فَقَدْ حَمَلَ أَمْرًا عَظِيمًا لَقَدْ اُدْرِجَتِ النُّبُوَّةُ بَيْنَ كَتِفَيْهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يُوحَى إِلَيْهِ
رَوَاهُ الْحَاكِمُ

هَذَا أَيُّهَا الْأِخْوَةُ غَيْضٌ مِنْ فَيْضٍ وَبُلَالَةٌ مِنْ خَيْرٍ عَمِيمٍ جَعَلَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لِأَهْلِ الْقُرْآنِ

وَلَكِنْ لِنَعْلَمَ قَبْلَ أَنْ نَتَكَلَّمَ عَنْ صِفَاتِ أَهْلِ الْقُرْآنِ أَنَّهُ لَيْسَ كُلُّ مَنْ حَمِلَ الْقُرْآنَ وَلَا كُلُّ مَنْ تَلَى آيَاتٍ مِنْهُ وَتَعَلَّمَ سُوَرًا

فَإِنَّهُ يَنَالُ هَذَا… فَإِنَّهُ يَنَالُ هَذَا الْفَضْلَ الْعَظِيمَ إِذْ قَدْ بَيَّنَ لَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّاسَ فِي الْقُرْآنِ ثَلَاثَةُ أَطْرَافٍ

فَطَرَفَانِ وَوَسَطٌ غَالٍ وَجَافٍّ وَحَامِلٌ لِلْقُرْآنِ غَيْرُ غَالٍ وَلَا جَافٍّ

فَقَدْ ثَبَتَ عِنْدَ أَبِي دَاوُدَ مِنْ حَدِيثِ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

إِنَّ مِنْ إِجْلاَلِ اللَّهِ جَلَّ وَعَلَا إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ وَإِكْرَامَ حَامِلِ الْقُرْآنِ غَيْرِ الْغَالِي فِيهِ وَلَا الْجَافِّي عَنْهُ وَإِكْرَامَ السُّلْطَانِ الْمُقْسِطِ
رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ

فَبَيَّنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ الَّذِي يَسْتَحِقُّ الْإكْرَامَ فِي الدُّنْيَا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَأَنَّ الَّذِي يُكْرِمُهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

إِنَّمَا هُوَ حَامِلُ الْقُرْآنِ غَيْرُ الْغَالِي فِيهِ وَلَا الْجَافِّي عَنْهُ

وَهَذَا يَدُلُّنَا عَلَى أَنَّ أُنَاسًا كَثِيرِيْنَ يَحْمِلُونَ آيَاتٍ مِنْ كِتَابِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَيَحْفَظُونَهَا وَهُمْ مَنْعُوتُونَ إِمَّا بِكَوْنِهِمْ غَالِينَ فِيهِ وَإِمَّا مَنْعُوتِينَ بِأَنَّهُمْ جَافُّونَ عَنْهُ

وَلَا يُعْرَفُ الْوَسَطُ مِنْ ذَلِكَ وَلَا الْحَقُّ الَّذِينَ هُمْ أَهْلُ اللهِ وَخَاصَّتُهُ الَّذِينَ هُمْ خَيْرُ النَّاسِ إِلَّا بِمَعْرِفَةِ صِفَاتِ أَهْلِ الْقُرْآنِ

الَّتِي إِذَا امْتَثَلُوا هَذِهِ الصِفَاتِ فِي أَفْعَالِ قُلُوبِهِمْ وَأَفْعَالِ جَوَارِحِهِمْ وَفِي لِسَانِهِمْ فَإِنَّهُمْ حِينَئِذٍ يَكُونُ أَهْلَ الْقُرْآنِ

إِذَنْ عَرَفْنَا قَبْلَ قَلِيلٍ الْمَسْأَلَةَ الْأُولَى وَهِيَ أَنَّهُ لَيْسَ كُلُّ مَنْ تَعَلَّمَ حَرْفًا مِنْ هَذَا الْكِتَابِ أَوْ حَوَى بَيْنَ كَتِفَيْهِ وَجَنْبَيْهِ آيَاتٍ مِنْهُ حِفْظًا وَضَبْطًا فَإِنَّهُ يَكُونُ مِنْ أَهْلِهِ عَلَى الْحَقِيقَةِ

مَسْأَلَةٌ أُخْرَى لَا بُدَّ أَنْ نَنْتَبِهَ لَهَا أَنَّهُ مَعْلُومٌ أَنَّ الْجَنَّةَ دَرَجَاتٌ كَمَا أَنَّ النَّارَ دَرَكَاتٌ

فَكَذَلِكَ هَذِهِ الْأَوْصَافُ كَالْإِيمَانِ وَالتَّقْوَى وَالْبِرِّ وَغَيْرِ ذَلِكَ مِنَ الْأَوْصَافِ وَمِنْهَا كَوْنُ الْمَرْءِ مِنْ أَهْلِ الْقُرْآنِ أَنَّهُ دَرَجَاتٌ

فَلَيْسَتِ الدَّرَجَاتُ فِيهِ دَرَجَتَيْنِ فَقَطْ إِثْبَاتٌ وَنَفْيٌ

وَإِنَّمَا هِيَ دَرَجَاتٌ مُتَعَدِّدَةٌ يَخْتَلِفُ النَّاسُ فِيهَا بِحَسَبِ زِيَادَتِهِمْ وَضَبْطِهِمْ وَالْإِتْيَانِ بِصِفَاتِ أَهْلِ الْقُرْآنِ الَّتِي مَنِ اتَّصَفَ بِهَا وَامْتَثَلَ

فَإِنَّهُ يَكُونُ مِنْ أَهْلِ اللهِ وَخَاصَّتِهِ الَّذِينَ هُمْ خَيْرُ النَّاسِ

هَذِهِ الصِفَاتُ أَيُّهَا الْإِخْوَةُ بَيَّنَ لَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا تُوْجَدُ فِي بَعْضِ النَّاسِ كَامِلَةً وَتُوْجَدُ فِي بَعْضِ النَّاسِ طَرَفًا بِسَبَبِ نَقْصٍ فِي ذَلِكَ الرَّجُلِ

وَقَدْ ثَبَتَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الصَّحِيحِ مِنْ حَدِيثِ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْمُسْلِمَ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالْأُتْرُجَّةِ

رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَالْمُنَافِقُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُهُ كَمَثَلِ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ

وَالْمُؤْمِنُ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُهُ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ
رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَ مُسْلِمٌ

فَدَلَّنَا ذَلِكَ عَلَى أَنَّ هَذَا الْقُرْآنَ الْعَظِيمَ أَثَرُهُ نَافِعٌ حَتَّى فِي الْمُنَافِقِينَ وَإِنَّمَا يَنْتَفِعُ بِحَسَبِ الظَّاهِرِ وَلَا يَنْفَعُ فِي الْبَاطِنِ كَمَا بَيَّنَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ


Artikel asli: https://nasehat.net/jadilah-kamu-seorang-keluarga-al-quran-syaikh-abdussalam-asy-syuwaiir-nasehatulama/